PROSES PENGECATAN MOBIL
Pada posting kali ini saya akan menjelaskan tentang proses pengecatan
mobil yang dimulai dari persiapan permukaan sampai dengan finishing. Ada
beberapa perbedaan proses pengecatan bila ditinjau dari bahan cat yang
akan digunakan. Misalnya pengecatan untuk cat akhir (top coat) solid
menggunakan cat dasar yang lebih gelap dari warna yang sama, cat akhir
metalik harus menggunakan cat dasar silver, cat akhir candy harus
menggunakan cat dasar silver, cat ‘bunglon’ (warna bisa berubah-ubah
tergantung cahaya yang diterima bodi kendaraan) harus menggunakan cat
dasar hitam dan lain sebagainya. Pada bahasan ini hanya akan dibahas
proses pengecatan pada umumnya.
1. Persiapan Permukaan
Mempersiapkan permukaan yang akan dicat dengan baik akan menghasilkan
kualitas pengecatan yang maksimal, karena pada umumnya kagagalan
pengecatan dipengaruhi oleh persiapan permukaan yang buruk. Indikator
dari permukaan yang baik dinilai dari kehalusan permukaan, kebersihan
permukaan dari karat, lemak dan kotoran lainnya.
Persiapan permukaan dapat dilakukan dengan kimiawi misalnya dengan
pengasaman (pickling) yaitu dengan pengolesan bodi kendaraan dengan zat
asam, tetapi pengasaman ini sebatas untuk menghentikan serangan korosi
pada logam. Setelah pengasaman komponen dicuci dan dikeringkan dengan
cermat guna menghilangkan semua bahan kimia aktif dari celah-celah dan
lubang-lubang, serta untuk menjamin agar cat dapat merekat erat pada
logam. Cara lain adalah dengan dibersihkan dengan amplas dan
dikombinasikan dengan semprotan air untuk membasuh semua debu,
menghilangkan produk korosi, dan kotoran yang dapat larut dalam air.
Untuk menghilangkan kotoran berupa karat dapat dilakukan dengan cara:
a. Membersihkan permukaan metal yang akan diperbaiki dengan multi thinner dan dikeringkan.
b. Amplas permukaan metal dengan amplas kering no. 80.
c. Bersihkan permukaan dari debu amplas dengan multi thinner dan dikeringkan.
b. Amplas permukaan metal dengan amplas kering no. 80.
c. Bersihkan permukaan dari debu amplas dengan multi thinner dan dikeringkan.
2. Aplikasi Dempul
Dempul digunakan untuk mengisi bagian yang tidak rata atau penyok dalam,
membentuk suatu bentuk dan membuat permukaan halus. Terdapat beberapa
tipe dempul, tergantung kedalaman penyok yang harus diisi dan material
yang akan digunakan. Dempul terdapat tiga jenis yaitu:
1. polyester putty (dempul plastik), pada umumnya mengandung
extender pigment dan dapat membentuk lapisan (coat) yang tebal dan
mudah mengamplasnya, tetapi menghasilkan tekstur kasar,
2. epoxy putty, digunakan untuk memperbaiki resin part, tetapi dalam hal kemampuan pengeringan, pembentukan, pengamplasan lebih buruk dari polyster,
3. lacquer putty digunakan untuk mengisi goresan, lubang kecil (paint hole) atau penyok kecil setelah surfacer.
Pengolesan dempul dilakukan setelah permukaan dibersihkan dari debu,
gemuk minyak, air dan kotoran lain. Selanjutnya mencampur dempul dengan 2
% hardener (untuk dempul tipe dua komponen). Kemudian mengulaskan
tipis-tipis secara merata (maksimal 5 mm), dan kemudian dikeringkan pada
udara biasa atau dioven dengan suhu 500 C selama 10 menit. Setelah
dempul kering kemudian diamplas untuk mendapatkan permukaan yang rata
dan halus.
Secara rinci ikuti langkah-langkah berikut :
a) Oleskan dempul yang telah dicampur hardener untuk mengisi
bagian-bagian yang tidak rata. Biarkan kering di udara selama 30 menit
atau dikeringkan dengan lampu infra merah pada suhu ± 50 ° C selama 10
menit.
b) Amplas permukaan putty dengan amplas kering no. 80 dilanjutkan dengan no. 180 dan no. 280 atau amplas basah no. 240 dilanjutkan dengan no. 320 dan no. 400.
c) Bersihkan permukaan dari debu amplas dengan multi thinner dan dikeringkan.
3. Pengamplasan
Setelah dempul dioleskan dan dikeringkan, bagian-bagian yang menonjol
dapat diamplas secara manual dengan blok tangan atau secara mekanis
dengan sander. Langkah-langkah pengamplasan dapat dirinci sebagai
berikut:
a. Tempelkan selembar amplas #80 pada sander, dan gosoklah
seluruh area dengan menggerakkan sander dari depan ke belakang, dan dari
samping ke samping, serta semua arah diagonal.
b. Tempelkan lembaran amplas #120 pada blok tangan, gosoklah permukaan dengan hati-hati, sambil menguji permukaan dengan sentuhan.
b. Tempelkan lembaran amplas #120 pada blok tangan, gosoklah permukaan dengan hati-hati, sambil menguji permukaan dengan sentuhan.
c. Tempelkan lembaran amplas #200 pada blok tangan. Pada tahap ini kita dapat mengamplas sedikit keluar area pendempulan untuk meratakan permukaan lengkungan dan area sekitarnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengamplasan:
* Pekerjaan mengamplas dapat dimulai setelah reaksi pengeringan dempul
berakhir. Apabila dempul diamplas sebelum dingin sempurna, maka
kemungkinan akan terjadi pengerutan.
* Untuk mencegah goresan yang dalam di sekitar cat, usahakan pekerjaan pengamplasan hanya di bagian yang ditutup dempul.
* Jangan mengamplas keseluruhan area sekaligus, tetapi dengan hatihati
sambil memeriksa kerataan permukaan sebelum pengamplasan dilanjutkan.
4. Prosedur Masking
Prosedur masking dapat diklasifikasikan menurut area lapisan (coat) dan
tipe dari metode pengecatan yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Masking untuk Aplikasi Surfacer
Karena aplikasi surfacer menggunakan tekanan udara yang lebih rendah
dari pada yang untuk top coat (untuk memperkecil over spray), maka
proses masking untuk pekerjaan permukaan dapat disederhanakan. Metode
masking terbalik (reverse masking) biasanya digunakan untuk mencegah
timbulnya semprotan berganda (spray step).
Reserve masking adalah suatu metode dimana masking paper diaplikasikan
dengan membalik luar-dalam, sehingga suatu lapisan (coat) tipis dari
kabut cat akan melekat disepanjang bordir. Metode ini digunakan untuk
memperkecil timbulnya tangga (step) dan membuat border tidak kentara
(tidak kelihatan). Dalam bekerja disuatu area kecil, misalnya spot
repainting, border dapat dibuat (ditetapkan) disuatu bodi panel tertentu
b. Masking untuk Block Repainting
Untuk masking block repainting, panel seperti misalnya fender atau door (pintu)
harus dimasking sendiri-sendiri. Untuk lubang-lubang yang ada pada
panel tersebut (misalnya lubang untuk trim pieces, atau gap diantara
panel) harus ditutup untuk mencegah kabut cat masuk kedalam area
tersebut. Apabila terlalu sulit untuk menutup lubang, maka lubang
tersebut dapat ditutup dari dalam, sehingga dapat mencegah melekatnya
kabut cat pada bagian dalam bodi kendaraan.
c. Masking untuk Shading atau Spot Repainting
Dalam pengecatan ulang suatu panel tanpa border, maka perlu digunakan shading pada panel tersebut. Untuk memastikan
bahwa semprotan cat tidak menimbulkan tangga semprotan, maka area harus dimasking dengan menggunakan teknik reverse masking (masking terbalik).
bahwa semprotan cat tidak menimbulkan tangga semprotan, maka area harus dimasking dengan menggunakan teknik reverse masking (masking terbalik).
1) Masking ujung
Untuk pengecatan ulang ujung suatu fender, maka area harus di cat dengan
spot repainting hanya melibatkan paint area yang lebih kecil daripada
blok repainting, maka masking hanya dilakukan dibagian ujung fender
saja.
Memilih Border dan Metode Masking
Area yang memisahkan bidang yang dicat dengan bidang yang tidak
dilakukan pengecatan disebut border (batas). Dalam melakukan masking
perlu sekali diperhatikan batasan-batasan yang akan dimasking. Batas
masking tersebut dapat didasarkan dari besarnya area perbaikan dan
kondisi cat yang lama. Hal ini untuk menghindari terjadinya border yang
nampak jelas. Border yang baik tidak akan terlihat sama sekali oleh
penglihatan kita. Sebaliknya border yang salah akan nampak jelas batas
antara cat yang baru dan cat yang lama. Berikut ini klasifikasi border :
a. Border Pada Gap diantara panel-panel
Untuk blok repaint suatu panel luar yang terpasang dengan baut, maka
perbatasan panel harus di masking dengan menggunakan border pada gap
diatara panel-panel tersebut.
Gambar 19.7 Border pada gap diantara panel-panel
b. Border pada body sealer (Sambungan Panel)
Quarter panel atau tipe panel las lainnya, ada kemungkinan tidak
memiliki gap yang memisahkanya dari perbatasan panel. Inilah salah
satunya, yaitu area yang menghubungkan lower back panel dan rocker
panel, biasanya menggunakan body sealer, sehingga bagian body sealer ini
dapat digunakan sebagai border. Masking tape dapat dilipat ke dalam
lebarnya body sealer, untuk membuat step pada border menjadi kurang
kentara.
c. Border pada Puncak dari suatu Garis Karakter
Metode ini digunakan hanya untuk repainting suatu bagian dari panel
tanpa memperlebar area yang tidak perlu dicat. Hal ini biasanya
diperoleh dengan reverse masking, yang membuat step pada order menjadi
tidak kentara. Lakukan reverse masking dengan cermat disepanjang garis
karakter.
d. Border pada Bagian Yang Rata
Apabila mengerjakan area yang kecil, misalnya dalam spot repainting,
border dapat dibuat didalam panel itu sendiri, dengan reverse masking.
Contoh Masking
Proses kerja dan metode masking tergantung pada area yang akan dicat
ulang dan tipe pengecatannya. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan
ada banyak metode masking menurut area dan tipe pengecatan tersebut.
Masking untuk repainting pintu belakang
Bagian yang harus dilepas antara lain : Molding belt pintu belakang, Molding luar pintu belakang dan handel luar pintu belakang.
Buka pintu belakang dan pasangkan masking tape, sebagai border bagi rangka pintu (door sash).
Ada dua cara masking untuk repainting pintu belakang :
Masking dari luar pintu
1. Mulailah masking dari tepi lubang
2. Kemudian, tutuplah pertengahan lubang. Pada saat menutup
bagian tengah, jangan menekan masking terlampau kuat, apabila terlalu
kuat menekan maka masking tape dapat terkupas.
Masking dari dalam pintu.
3. Susunlah bersama beberapa masking tape yang pendek yang cukup besar untuk menutup lubang pemasang handle pintu luar.
4. Dari dalam, tempelkan masking tape untuk menutup lubang yang digunakan untuk memasang handle pintu luar.
Tempelkan masking tape sedemikian rupa, sehingga tape melewati bagian
lipatan dari pintu. Seperti pada gambar A, tempelkan kira-kira panjang
ekstra tape 150 mm (5,9 inc) pada bagian bawah depan pintu belakang.
Untuk bagian atas belakang, tempelkan tape pada seluruh rangka seperti
yang terlihat pada gambar B. sedapat mungkin, hindari timbulnya kerutan
masking tape.
5. Tempelkan masking tape pada sisi pintu atas, dan biarkan panjangnya berlebihan.
6. Menggunakan masking tape yang lain, tambahkan masking tape untuk memperlebar bagian tape.
7. Menggunakan masking tape lain, tekan tape yang diangkat dari rangka pintu(door sash).
Tutuplah pintu belakang, dan gunakan masking tape lain untuk menekan
bagian perpanjangan tape yang ditempelkan seperti step terakhir diatas.
Pastikan tidak adanya tape yang macet pada tepi pintu.
Bukalah pintu depan, dan tempelkan masking tape pada border yang
ditetapkan, disepanjang lembah dari flange depan dari pintu belakang.
Demikian pula, untuk bagian bawah flange, panjangkan masking paper
sehingga mencapai tape yang telah ditempelkan dari bagian dalam tersebut
diatas, dalam step “3”. Untuk sisi atas, bungkuskan masking paper
disekelilingnya, sehingga menutup rangka pintu (door sash). Masking
paper harus mempunyai lebar yang cukup untuk menutup center pillar.
Menggunakan masking tape, tempelkan masking paper sedemikian rupa
sehingga melewati tepi belakang pintu depan. Panjangkan ujung atas
masking paper secukupnya saja pada rangka pintu, dan ujung bawah pada
perpanjangan kira-kira 300 mm (11,81 inc) dari ujung belakang pintu
depan. Untuk bagian rangka, bungkuslah masking paper kearah luar.
Akhirnya, tutuplah pintu. Masking paper harus cukup lebar untuk menutup
weatherstrip depan. Pada saat menutup pintu depan, lakukanlah secara
perlahan-lahan agar masking tape tidak terkupas.
Menggunakan vinyl sheet, tutuplah setengah bagian depan kendaraan, atap
(roof) dan bagasi. Vinyl sheet harus dijauhkan kira-kira 200 mm (7,87
Inc) dari pintu belakang. Demikian pula, pastikanlah agar vinyl sheet
tidak mencapai lantai. Tutuplah sisi kendaraan yang bahwa vinyl sheet
tidak kusut.
Tempelkan masking paper pada sisi belakang pintu depan. Masking paper
harus sepanjang rocker panel sampai roof (atap). Pastikan bahwa masking
paper tidak kusut.
Bungkuslah bagian tepi belakang pintu depan. Pada saat melakukannya,
gunakan jari anda untuk menempelkan masking tape disekitar tepian.
Tempelkan masking paper pada quarter panel. Bentangkan ujung atas
masking paper hingga kaca belakang, dan ujung bawah hampir mencapai
lantai.
Proses Pengecatan
Bungkuslah bagian depan quarter wheel housing. Tempelkan masking paper pada masking tape yang diaplikasikan dalam step “3”.
Masking rocker panel tersebut diatas adalah langkah masking terakhir.
Setelah itu dapat dilakukan pengecatan kecil (spot repainting) pada
pintu belakang. Langkah masking sebagaimana tersebut diatas urutannya
tidak selalu harus demikian. Bisa dilakukan menurut kreatifitas siswa.
19.5 Pengoperasian Spraygun
a. Menggunakan Spraygun Agar dapat mengecat dengan mantap tanpa
menjadi lelah, harus dijaga sikap relaks tanpa memegang bahu, pundak
atau lengan yang menahan spraygun. Biasanya spraygun ditahan dengan ibu
jari, telunjuk dan kelingking, sedangkan trigger ditarik dengan jari
tengah dan jari manis.
Teknik Bodi Otomotif
Agar dapat mengecat dengan mantap tanpa menjadi lelah, harus dijaga
sikap rileks tanpa memegang bahu, pundak atau lengan yang menahan
spraygun. Biasanya spraygun ditahan dengan ibu jari, telunjuk dan
kelingking, sedangkan trigger ditarik dengan jari tengah dan jari manis.
b. Menggerakkan Spraygun Ada empat hal penting dalam menggerakkan spraygun, yaitu: (1) jarak spraygun,
(2) sudut spraygun,
(3) kecepatan langkah ayun,
(4) pola tumpang-tindihnya/ Overlapping.
a. Jarak Pengecatan
Jarak yang sesuai Jarak pengecatan atau jarak antara spraygun dan area
yang dicat untuk masing-masing cat berbeda, tergantung dari proses dan
obyek yang akan dicat. Bila terlalu dekat akan mengakibatkan cat
b. Proses Pengecatan
meleleh dan bila terjadi pada cat metalik akan menimbulkan belangbelang
yang diakibatkan oleh partikel metalik yang mengumpul. Bila jaraknya
terlalu jauh mengakibatkan permukaan menjadi kasar. Untuk jarak
penyemprotan yang tidak teratur akan mengakibatkan hasil pengecatan yang
belang-belang dan tidak mengkilap. Jarak spraygun secara umum 15-20 cm,
untuk jenis acrylic lacquer : 1020 cm dan enamel: 15 – 25 cm.
c. Sudut Spraygun Dalam melakukan penyemprotan cat, posisi badan
harus diposisikan sejajar dengan benda kerja serta mengikuti dari
bentuk benda kerja, mendatar atau melengkung. Arah penyemprotan
membentuk sudut 900 dari bidang kerja. Untuk menghindari kelelahan dalam
bekerja, pengecatan dilakukan dari atas ke bawah, bukan dari bawah ke
atas.
d. Kecepatan Pengecatan
Kecepatan gerak alat semprot hendaknya stabil, baik dengan arah horizontal maupun
vertikal. Jika terlalu lambat, cat akan meleleh, bila terlalu cepat
maka hasil pengecatan kurang rata. Jika kecepatannya kurang stabil maka
akan diperoleh hasil pengecatan yang tidak rata dan kurang mengkilap.
Kecepatan gerak spraygun harus konstan, yang dianjurkan kira-kira 12
feet/detik.
e. Pola Tumpang Tindih (Overlapping) Overlapping adalah suatu
teknik pengecatan pada permukaan benda kerja, sehingga penyemprotan yang
pertama dan berikutnya akan menyambung.
Tujuannya adalah :
1. Menghindarkan terjadinya tipis
2. Menghindarkan adanya perbedaan warna
3. Untuk mendapatkan ketebalan lapisan cat yang merata
4. Mencegah tidak adanya cat pada lapisan pertama dan
berikutnya.
1) Overlapping pada bidang vertikal
Pada umumnya dilakukan oleh seorang operator secara berkesinambungan.
2) Overlapping pada bidang horizontal
Dikerjakan oleh dua orang operator secara berpasangan. Operator A lebih
dahulu menyemprot benda kerja, kemudian diikuti oleh operator B
3) Overlapping pada bidang permukaan sambungan
Penyemprotan pada bidang perpotongan (misal fender, pintu, dsb) perlu
diperhatikan pada waktu mulai menyemprot dan berikutnya tidak boleh
tepat pada garis perpotongan dan posisi spraygun harus benar-benar tegak
lurus.menghindari terjadinya tipis dan meleleh.
Pengecatan untuk warna solid
a. Semprotkan 3-5 lapis top coat solid yang sudah diencerkan dengan selang waktu antara lapisan 2-5 menit.
b. Biarkan kering di udara selama 30 menit atau dengan
pengeringan menggunakan sinar infra merah pada suhu ± 40 ° C selama 15
menit.
c. Pemolesan dapat dilakukan selama 6 jam Pengecatan untuk warna Metalic
a. Semprotkan 3 lapis top coat metalic yang sudah diencerkan dengan selang waktu antara lapisan 3-5 menit.
b. Biarkan kering diudara selama 15 menit atau dengan pengeringan menggunakan sinar infra merah pada suhu ± 55°C selama 15 menit.
c. Bersihkan permukaan top coat dengan kain lap penarik debu.
d. Semprotkan 2-3 lapis clear atau gloss yang telah dicampur
hardener dengan selang waktu antara lapisan 3-5 menit. Biarkan kering
selama 1 jam.
e. Pemolesan dapat dilakukan selama 6 jam. Proses pengecatan dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Pengecatan Oven. Merupakan suatu proses pengecatan di dalam
ruangan khusus (tertutup) dengan pengeringan suhu kurang lebih 80°C.
b. Pengecatan Non oven (suhu udara luar) Merupakan suatu proses
pengecatan di dalam ruangan biasa (tidak tertutup) dengan pengeringan
dalam suhu udara luar ± 25°– 30° C.
Teknik Bodi Otomotif
Berdasarkan jenis cat proses pengecatan, dapat digolongkan menjadi beberapa macam yaitu:
a. Cat Bakar (Heat Polymerization)
Tipe ini adalah cat tipe satu komponen, mengeras apabila dipanaskan pada
temperatur tinggi kira-kira 140°C (248°F). Tipe ini banyak digunakan
dipabrik perakitan otomotif, tetapi jarang digunakan dalam pekerjaan
repainting, karena memerlukan baking equipment temperatur tinggi dan
melepas atau melindungi komponen plastik dan lain-lain. Tipe-tipe cat
bakar ini antara lain:
1) Thermosetting Animo Alkyd
Tipe ini mengandung alkyd dan melamine resin dan sebagai komponen utama,
digunakan untuk warna solid. Cat ini memberikan kemauan coating yang
sangat baik, termasuk kilap, keras, membangun dan ketahanan solvent.
2) Thermosetting Acrylic
Tipe ini mengandung acrylic dan melamine resin sebagai sebagai komponen
utama cat tipe ini terutama digunakan warna metalic yang memerlukan
tembus pandang tingkat tinggi. Cat ini memberikan kemampuan coating yang
superior sebagaimana cat thermosetting animo alkyd.
Cat ini disebut urethane karena alkohol (OH) yang terkandung dalam komponen utama dan isocyanate yang terkandung dalam hardener reaksi reaksi membentuk struktur hubungan menyilang (cross linking) yang disebut tingkatan uretane. Cat ini mempunyai kemampuan coating yang sangat baik, termasuk ketahan kilap, cuaca, solvent, serta tekstur yang halus, tetapi zat ini mengeringnya lambat dan dan memerlukan drying equipment untuk mengeringkan dengan benar.
c. Cat Solvent Evaporation (Lacquer)
Cat tipe one komponent ini biasa dikenal sebagai lacquer. Meskipun
mengering dengan cepat sehingga mudah penangannya karena tidak sekuat
cat-cat two component yang kini banyak digunakan.
Proses Pengecatan
Spot Repainting Spot repainting termasuk dalam pengecatan ulang
kendaraan (repainting). Pengecatan ulang sendiri adalah mengaplikasikan
cat untuk melindungi atau memperbaiki cat yang sudah digunakan
sebelumnya (cat original) dan untuk melindungi serta memperbaiki
penampilan kendaraan. Pengecatan ulang dilakukan karena cat warna (top
coat) pada kendaraan sudah mengalami kerusakan, baik karena sudah
kusam/tidak mengkilap lagi maupun rusak akibat benturan.
Pengecatan ulang kecil dilakukan untuk memperbaiki kerusakan yang agak
kecil di daerah fender atau pintu. Hal yang perlu diperhatikan di sini
adalah warna cat serta penampilannya jangan sampai berbeda dengan cat
original di sebelahnya.
Membersihkan Spraygun Supaya lubang-lubang kecil didalam spraygun tidak
tersumbat oleh cat yang mengering, setiap kali setelah selesai
dipergunakan harus selalu dibersihkan dengan cara dikuras menggunakan
thinner pencuci, apabila ada cat yang mengering pada lubang dibersihkan
dengan kawat rambut yang sesuai dengan lubangnya.
Pengkilapan dan Pemolesan
Pengertian Pemolesan (polishing) Istilah polishing dalam pengecatan
adalah pekerjaan menghaluskan permukaan cat setelah melakukan
pengecatan. Hasil dari pengecatan masih banyak terkandung debu dan
kemungkinan ketebalan yang tidak rata. Untuk melakukan pemolesan, bisa
dilakukan dengan bantuan amplas halus terlebih dahulu (jika permukaan
terlalu kasar) atau langsung dengan compound saja (jika permukaan sudah
halus. Cara memoles bisa menggunakan tangan manual, atau lebih baik
menggunakan alat pemoles yang akan menghasilkan alur yang stabil.
Selain itu pemolesan juga bisa dilakukan pada pengecatan ulang, misal
pada fender sebagai akibat adanya gangguan pada cat lama. Dengan
polishing diharapkan permukaan yang dicat ulang akan menjadi tampak
seperti permukaan asli, yaitu yang tidak dicat. Dibandingkan dengan
permukaan asli, permukaan yang dicat kembali mungkin saja berbeda dalam
hal kilapan atau teksturnya. Tergantung pada kondisi dimana pekerjaan
dilakukan, cacat misalnya bintik (seeds) atau meleleh (runs) dapat pula
terjadi. Demikian pula tergantung pada teknik pengecatan yang digunakan,
permukaan yang dicat dapat terlihat tidak rata. Oleh sebab itu apabila
ada perbedaan diantara permukaan yang dicat kembali dengan permukaan
aslinya, maka permukaan yang dicat kembali harus digosok (sanded)
sehingga akan membentuk suatu sambungan yang kontinyu dengan permukaan
yang tidak dicat kembali. Proses inilah yang disebut polishing.
Mekanisme Pemolesan Apabila tekstur dari permukaan yang dicat terdapat
tonjolan (tekstur kasar-kasar atau bintik yang tampak setelah pengecatan
dan pengeringan) pada permukaan yang dicat harus dihilangkan untuk
mendapatkan permukaan yang mirip dengan asli coat.
Tipe permukaan yang memerlukan polishing :
Perbedaan tekstur diantara permukaan yang dicat kembali pada permukaan aslinya. Bagian yang dicat kembali Bagian asli
Proses Pengecatan
Timbul bintik pada permukaan cat karena menempelnya debu dan kotoran
debu Cat Meleleh Meleleh 4 Sedikit buram karena penguapan solvent atau
thinner selama proses pengeringan (drying) setelah shanding
Kamu hobby memauinkan angka keberuntungan??
BalasHapusKamu bisa memainkan angka keberuntungan anda disini,
Kamu juga bisa memainkan LiveCasino
Ada banyak bonus dan promonya juga looh
silahkan anda baca-baca dulu okeee,,
segera kunjungi disini..
link alternatif hottogel